Apa itu kapatu Mbojo?
Kapatu Mbojo adalah salah satu seni pantun daerah yang hidup dan
berkembang didaerah Bima dan Dompu Nusa Tenggara Barat yang memiliki
kaidah-kaidah penulisan tertentu. Lazimnya pantun melayu kapatu Mbojo banyak
bersyairkan nasihat, jenaka, muda-mudi dan sebagainya. Dalam perkembanganya
patu Mbojo tak terpisahkan dari seni musik rawa mbojo yang diiringi dengan
alunan biola atau gambus. Adapun tatacara menulis patu Mbojo yaitu:
1.
Pada
setiap baris ada kata yang disesuaikan
2.
Tiap
baris merupakan satu kalimat yang utuh dan mengandung dua makna sesuai dengan
makna kata yang dipersesuaikan
3.
Berirama
memikat atau memukau
4.
Dan
tiap bait mengandung tiga baris atau empat baris
Berikut contoh kapatu Mbojo berbaris
empat:
Buneku
carana ngupa ngaha ma caru
Rawi ma da tantu ba da loa tunti
Ncoki ja ra mori ti kone loa maru
Ndake isi kula dou ma da sakola
(persesuaian kata: cara dengan caru, kola dengan sakola)
Contoh patu Mbojo berbaris tiga, (patu
ngoa ra tei/ nasihat)
Mori
di rasa dou aina nefamu dae
Mori
madarere aina ipi darura
Ede
wa’u mpa co’ina ngupa ilmu ndi ca’u
Contoh patu ma lucu (jenaka):
Tiwara
ma da caru karawi ma batu cara
Tiwara
ma da maci karawi sampela moci
Sampela
ma loa sajana mode waura lao
Dan masih banyak lagi contoh lain dari kapatu Mbojo ini, namun kapatu yang paling memotivasi adalah kapatu yang berbunyi:
Aina mbou bar a loamu sambea
Niki
padasa raka kaimu dosa
Ncara
si cambemu Jabara’I ma cambo
Ncara
si rentamu Jabara’I ma rentem
Pantun atau kapatu ini merupakan kategori pantun nasihat, patu ini
memberikan pesan kepada manusia dan Muslim pada khususnya agar tidak
menyombongkan diri, karena merasa diri pintar dalam hal ibadah (sholat), tidak
sepantasnya kita melakukan hal yang demikian. Sebagaimana yang terjadi ditengah-tengah
masyarakat bahwa tidaklah jarang orang-orang yang menyalahkan orang lain dalam
hal ibadah dikarenakan orang lain berbeda tatacara melakukan ibadah dengan
mereka, padahal Islam telah menganggap perbedaan itu sebagai anugerah, seperti
apapun bentuk ibadah yang dilakukan orang lain tidak berhak menyalahnya karena
banyaknya mazhab dan tiap-tiap mazhab tentu terdapat perbedaan, namun meski
demikian tujuan kita sama yaitu mengharapkan ridho dari Allah SWT. Jangan
mmelakukan ibadah yang pada akhirnya akan menggiring kita sendiri terhadap
murka-Nya Allah.
By: suhuf alin
0 komentar:
Posting Komentar